Tidak Perlu Ragu, Ini KIta
Source Image by: Pinterest
Banyak sekali rasanya di antara kita yang telah sampai pada suatu titik ketika
kita merasa asing dengan diri sendiri. Ketika setiap hal yang kita lakukan itu
bukan berasal dari keinginan, melainkan dari sebuah tuntutan. Ketika kita, dalam
menjalani sebuah kehidupan, khususnya sebagai manusia, kita tidak tahu
tujuannya apa.
Sejujurnya, sedikit-banyak ini tentang saya. Tapi, boleh jadi tentang kamu.
Atau mungkin ini juga tentang kita. Tentang kita yang masing-masing telah
kehilangan kehadiran dari diri kita sendiri.
Kita semua sama-sama hidup di dunia dengan segala macam aturan dan acuan
yang tak kasat mata. Setiap individu rasanya seakan dituntut dan dipaksa untuk
mengikuti sebuah standar yang muncul dari suatu kelompok masyarakat. Saya tidak
mengatakan semua standar yang ada itu buruk. Hanya saja, beberapa di antaranya
kadang jauh sekali melampaui batas, di luar dari yang dapat ditanggung oleh
setiap individu—alias standarnya terlalu tinggi.
Hal itu yang terkadang dapat mengakibatkan seseorang kehilangan dirinya. Hingga
mungkin ada beberapa yang bertanya-tanya kepada hati tentang siapa dia
sebenarnya. Tentang bagaimana seleranya. Tentang apa keinginannya. Dan tentunya
akan masih ada tentang-tentang lainnya.
Kehilangan diri sendiri juga nyatanya tak hanya perihal standar. Banyak faktor
yang dapat membuat kita kehilangan diri kita. Masalah, misalnya. Siapa sih di
dunia ini yang tidak pernah menghadapi sebuah masalah? Siapa juga sih yang tidak
pernah merasa gagal dalam menangani sebuah masalah? Setiap orang pasti pernah
mengalami hal-hal itu. Malahan, semakin dewasa, masalah-masalah itu rasanya
kian menghantui dan terkadang sampai kepada titik di mana kita merasa telah gagal.
Spesifiknya, gagal menjadi manusia. Kemudian kita, kembali kehilangan diri kita,
juga kehilangan tujuan hidup kita.
“We can’t find the right answers all the time, but don’t stop asking
yourself, why we live and what we’re living for. The moment we give up on that
question will be the end of our romance in life.” –Kim Sabu (Dr. Romantic 2)
Kutipan itu menyadarkan saya tentang sesuatu bahwa pada sebuah perjalanan
hidup, kita pastinya tidak akan selalu mendapatkan jawaban yang tepat atas setiap
pertanyaan. Tapi, ada satu hal yang perlu sama-sama kita pahami bahwa setiap
orang di dunia ini masing-masing pasti memiliki sebuah peran. Di dunia ini tidak
ada yang hadir tanpa alasan. Tidak terkecuali saya, ataupun kamu. Dan sudah menjadi
tugas kita, sebagai manusia, untuk tidak pernah berhenti mencari alasan dari kehadiran
itu.
Semakin dewasa, memang akan semakin banyak masalah yang akan datang ke
dalam hidup kita. Tapi, hal tersebut nyatanya juga sejalan dengan begitu
banyaknya pelajaran yang dapat kita ambil. Maksudnya, semakin banyak masalah,
semakin kita banyak belajar juga mengenai kehidupan, semakin jauh kita masuk
kedalamnya. Semakin kita dapat mengenali diri kita sendiri dalam mengambil setiap
keputusan, bersikap, dan banyak hal lainnya.
Sebenarnya hanya satu yang ingin saya sampaikan di sini. Saya ingin para pembaca mencoba untuk menerima diri sendiri. Menerima baik kelebihan maupun kekurangan yang ada di dalam diri masing-masing. Mencoba untuk memahami diri sendiri lebih jauh. Kita terkadang memang akan diarahkan untuk menjadi apa yang orang lain harapkan, tapi jangan sampai arahan itu membuat kita kemudian tersesat di jalur kita sendiri. Karena sejatinya, kehilangan diri sendiri itu hanyalah tentang bagaimana kita menerima. Tidak hanya menerima keadaan, tetapi juga menerima setiap usaha yang telah kita lakukan.
Selamat mencoba dalam berproses menerima diri sendiri ya teman-teman!
Komentar
Posting Komentar