Pemerintah Anggarkan APBN untuk Pendidikan Sains dan Teknologi, Efektifkah?

Semua manusia membutuhkan pendidikan yang layak. Tak dapat dimungkiri, rakyat Indonesia pun berhak atas hal tersebut. Fokus pendidikan yang dimaksud disini ialah pendidikan dalam bidang sains dan teknologi. Dengan meningkatakan pengetahuan pada pendidikan sains dan teknologi kita dapat membantu Indonesia dalam mewujudkan cita-citanya menjadi negara maju. Negara maju salah satunya dapat diukur dari seberapa besar kualitas teknologi yang dimiliki negara tersebut. Indonesia dapat mewujudkan cita-citanya dengan mempelajari konsep sains melalui percobaan sederhana, sehingga mampu menciptakan penemuan sains dan teknologi yang dapat meningkatkan taraf kehidupan masyarakat bahkan dapat membuat Indonesia menjadi negara maju mengikuti Singapura dan Malaysia. Fakta tersebut yang membuat pemerintah Negara Indonesia sangat peduli dengan pendidikan. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya anggaran APBN yang diberikan pemerintah dalam bidang pendidikan. Beberapa orang setuju dengan langkah yang diambil pemerintah. Namun, beberapa orang lainnya merasa bahwa langkah pemerintah kali ini kurang tepat.
APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) adalah rencana tahunan keuangan negara yang di setujui oleh DPR yang merupakan wakil rakyat, pengertian ini berdasarkan Undang-Undang No.17 tahun 2003. Sedangkan, pendidikan sains dan kemajuan teknologi yang dimaksudkan disini merupakan ilmu yang didapat dari sebuah penelitian oleh seseorang peneliti yang disiplin dan rajin, sehingga hasil tersebut dapat dijadikan sebuah ilmu pengetahuan tambahan.
APBN yang dimaksud tidak hanya digunakan di perkotaan saja namun juga pada daerah pedesaan yang pendidikan sains dan teknologinya masih rendah dan belum berkembang. Diharapkan dengan menyebarnya penggunaan APBN hingga ke pelosok agar dapat terjadi keseimbangan pendidikan sains dan teknologi antara wilayah perkotaan dengan pedesaan. Contohnya saja, di zaman modern negara maju berkembang pesat, hal itu dikarenakan pendidikan sains dan teknologinya sangat tinggi dan dapat mengolah APBN dengan baik untuk keperluan pendidikan sains dan teknologi.
Dengan dana APBN itu pula, pemerintah dapat menggunakannya untuk membeli buku-buku yang ada di luar negeri dan menerjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia. Dengan dilakukannya hal tersebut, diharapkan masyarakat Indonesia dapat mempelajari dan memahami segala ilmu dari luar negeri yang teorinya sudah dibuktikan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan disana dengan kemajuan teknologi yang mereka punya. Pemerintah juga dapat mengaplikasikan hal tersebut ke dalam teknologi yang mudah dibawa kemana-mana dan dapat dibuka di mana saja, contohnya dengan adanya smartphone. Dana APBN ini juga dapat digunakan pemerintah untuk membiayai siswa-siswa berprestasi yang diharapkan dapat memajukan kesejahteraan negeri ini.
Anggaran APBN ini juga diperkuat dengan adanya UUD 1945 Pasal 31 ayat 4 yang menyatakan bahwa Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. Mengikuti amanat dari pemimpin Indonesia sebelumnya, langkah pemerintah untuk terus menjalankan amanat tersebut hingga saat ini sudah benar.
Namun, amanat dua puluh persen dari APBN dalam bidang pendidikan ini, apakah sudah efektif dijalankan? Nyatanya, beberapa orang berkata tidak. Pernyataan ini diperkuat dengan keadaan sekolah-sekolah yang berdiri di daerah pelosok negeri. Papua, contohnya. Keadaan sekolah di Papua dapat dikatakan cukup memprihatinkan. Tidak hanya keadaan sekolah, siswa-siswi yang menempuh pendidikan di sana juga cukup memprihatinkan. Disebabkan oleh keadaan mereka yang tinggal di provinsi yang cukup terbelakang membuat mereka bahkan tidak mengerti yang dimaksud dengan internet. Keadaan para tenaga pendidik di sana juga banyak yang belum berkompeten. Dari segi sarana dan prasarana juga kurang memadai. Fakta inilah yang membuat beberapa orang mengatakan bahwa dana dua puluh persen dari APBN ini tidak merata sehingga kurang efektif.
Beberapa orang berargumen, lebih baik dana APBN ini digunakan untuk kesejahteraan masyarakat. Membuka lapangan kerja baru, sehingga dana APBN ini tidak terbuang untuk hal yang kurang efektif.
Dengan melihat fakta tersebut, dua puluh persen APBN ini bahkan tidak bisa membuat masyarakat merasakan perilaku yang sama yang diberikan oleh pemerintah. Pemerintah cenderung lebih memperhatikan murid-murid yang mengerti tentang pendidikan dan teknologi. Lalu, bagaimana nasib murid-murid yang masih belum paham tentang hal tersebut?
            Kesalahan tidak berasal dari amanat UUD 1945, namun berasal dari langkah pemerintah untuk merealisasikan amanat tersebut. Dua puluh persen APBN merupakan angka yang cukup besar. Dengan angka tersebut, seharusnya Indonesia mampu memberikan pendidikan yang baik dan merata kepada para penerus bangsa.  

Kelompok 11 (X Mipa 4)
- Ananda Nur Maharinda
- Hani Fadilah Humaira
- Syifa Fauziah

Komentar

Postingan Populer